Kisah Muhammad al-Fatih (Sultan Mehmed II) - Ustad Felix Siauw
Pada 1451, Sultan Murad II wafat meninggalkan gelar sultan
bagi Mehmed II atau yang biasa dikenal Muhammad al-Fatih yang masih berusia 19 tahun. Tapi ia lebih daripada siap untuk
memimpin
Visinya jelas, Konstantinopel. Maka ia segera membuat benteng untuk memastikan tidak ada satupun bala bantuan yang bisa mengganggu pengepungan nantinya
Sultan Mehmed lalu memerintahkan pembangunan Rumeli Hisari, bentent yang berhadapan dengan Anadolu Hisari, yang menutup akses Selat Bosphorus
Kaisar Constantine XI Palaelogos mengancam Mehmed, "bahwa sultan-sultan sebelum kamu meminta izin kepada kami seperti anak pada ayahnya", begitu
Balasan Mehmed, "Aku tidak sama seperti mereka, apa yang tak bisa mereka lakukan, bisa kulakukan, yang tidak bisa mereka selesaikan, aku selesaikan", tegasnya
Pembangunan benteng 30.000 meter persegi itu selesai dalam waktu setahun, pekerjaan yang tampak mustahil tapi terjadi, itulah hasil tekad yang menjadi nyata
Tapi semua itu masih jauh dari siap. Sebab Sultan Mehmed masih belum punya solusi bagi pertahanan Konstantinopel, tembok yang melegenda 1000 tahun
Konstantinopel, saat itu adalah kota dengan pertahanan terhebat, dikelilingi tembok 21 km, dan 7 km bagiannya adalah tembok 3 lapis yang tak pernah ditembus
Siapa tawakal, baginya jalan keluar. Dengan bantuan Orban, ahli senjata Hungaria, Mehmed II menyiapkan meriam besar yang kelak dikenal sebagai First Supergun
Panjangnya 5.2 meter, beratnya 18.2 ton, jarak tembaknya 1.2 km, dan berat peluru 680 kg dengan kaliber 0.7 meter. Meriam ini lebih dari cukup membombardir tembok kota
Setelah berkonsultasi dengan para Syaikh, Sultan Mehmed memberangkatkan pasukannya dari semua penjuru Kesultanan Utsmani, terutama dari kota Edirne
Pada tanggal 5 April 1453, total 250 ribu pasukan sudah berada di depan tembok kota, 400 kapal di bagian lautnya, dan meriam-meriam yang tak pernah dilihat manusia
Visinya jelas, Konstantinopel. Maka ia segera membuat benteng untuk memastikan tidak ada satupun bala bantuan yang bisa mengganggu pengepungan nantinya
Sultan Mehmed lalu memerintahkan pembangunan Rumeli Hisari, bentent yang berhadapan dengan Anadolu Hisari, yang menutup akses Selat Bosphorus
Kaisar Constantine XI Palaelogos mengancam Mehmed, "bahwa sultan-sultan sebelum kamu meminta izin kepada kami seperti anak pada ayahnya", begitu
Balasan Mehmed, "Aku tidak sama seperti mereka, apa yang tak bisa mereka lakukan, bisa kulakukan, yang tidak bisa mereka selesaikan, aku selesaikan", tegasnya
Pembangunan benteng 30.000 meter persegi itu selesai dalam waktu setahun, pekerjaan yang tampak mustahil tapi terjadi, itulah hasil tekad yang menjadi nyata
Tapi semua itu masih jauh dari siap. Sebab Sultan Mehmed masih belum punya solusi bagi pertahanan Konstantinopel, tembok yang melegenda 1000 tahun
Konstantinopel, saat itu adalah kota dengan pertahanan terhebat, dikelilingi tembok 21 km, dan 7 km bagiannya adalah tembok 3 lapis yang tak pernah ditembus
Siapa tawakal, baginya jalan keluar. Dengan bantuan Orban, ahli senjata Hungaria, Mehmed II menyiapkan meriam besar yang kelak dikenal sebagai First Supergun
Panjangnya 5.2 meter, beratnya 18.2 ton, jarak tembaknya 1.2 km, dan berat peluru 680 kg dengan kaliber 0.7 meter. Meriam ini lebih dari cukup membombardir tembok kota
Setelah berkonsultasi dengan para Syaikh, Sultan Mehmed memberangkatkan pasukannya dari semua penjuru Kesultanan Utsmani, terutama dari kota Edirne
Pada tanggal 5 April 1453, total 250 ribu pasukan sudah berada di depan tembok kota, 400 kapal di bagian lautnya, dan meriam-meriam yang tak pernah dilihat manusia
Pembebasan Kota Konstantinopel, dimulai..
Sumber instagram ustad felix siauw
Post a Comment for "Kisah Muhammad al-Fatih (Sultan Mehmed II) - Ustad Felix Siauw"